Senin, 10 September 2012

Persiapan dokter PTT

Dan sekarang mantan koas setengah dewa sudah beberapa bulan lulus dan
sudah bermetamorfosis menjadi dokter setengah dewa...
Bahkan salah satu diantaranya di panggil poseidon sang dewa lautan
untuk mengabdi di pulau kecil yang dikelilingi lautan nan indah dalam
rangka ptt...

Mari kita lihat dan bahas apa saja yang harus di bawa saat hendak ptt
(menurut pengalaman pribadi)..

1. Bawa diri kita sendiri,restu orang tua,kenekatan, dan tentu saja
hokki kita...jangan tinggalkan keberanian di kampung halaman..sedikit
menjadi nekad akan memberikan pengalaman yang lain...tapi ingat restu
orang tua adalah pelindung dan penolong terhebat...bahkan dewa pun
tidak bisa menyangkal restu orang tua....

2. Tas...saya menyarankan membawa tas carier...ingat anda bukan sedang
berpelancong, bukan sedang berwisata, anda sedang mengemban tugas
untuk dikirim ke pelosok...bayangkan jika jalan tanah becek, berbatu2,
atau mendaki, dan anda harus menenteng nenteng koper...

3. Pakaian...bawa pakaian secukupnya...kemeja, kaos, switer, celana
bahan, celana pendek, jeans,dan tak lupa ( salah satu penemuan
terpenting dalam peradaban manusia ) kancut...tidak usah terlalu
banyak karena masih banyak benda lain yang harus dibawa.

4. Medical kit...kita seorang dokter..maka senjata utama kita harus
selalu dibawa..yupz stetoskop...memang di puskesmas yang nantinya kita
tempati pasti ada stetoskop..tapi..jangan harap kualitasnya bagus (
itupun sukur sukur kalo ada)..peralatan lain yang saya rekomendasikan:
tensi jarum ( biar tdk makan tempat ), gds checker, dan beberapa minor
set ( saya membawa 2 set alat sirkum ditambah 4 buah klem bengkok dan
itu saya rasakan sangat kurang..ingat anda di tempat terpencil, jika
ada khitanan masal, bersiaplah menjadi korban kebrutalan pemerintah
desa, kecamatan, dan puskesmas untuk memotong penis pria kecil tidak
berdosa, dan ditempat saya tidak ada listrik dan alat pun disteril
dengan cara dibakar, kalo bawa cuma 2 pasang, percayalah alat yang
kita pakai setelah kita bakar, masih sangat panas ).
Jika anda terbiasa dan memiliki alat cauter, itu pun bisa di
pertimbangkan untuk di bawa/minimal dikirim jika nanti sudah berada di
kecamatan tempat bertugas.

5. Obat..terutama obat pribadi....di tempat saya bertugas..saat
sariawan saya mencari albo***l..tapi tidak ada..sampai akhirnya saya
pulang dan membeli 2 botol. Di tempat kita bertugas kita diperbolehkan
untuk praktek pagi-sore..jadi pikirkan bagaimana kita dapat suplai
obat2an nantinya, entah itu pesan dari apotik langganan di kampung
halaman, ataupun pesan di tempat bertugas ( tanya pada dokter ptt yg
bertugas di kabuoaten yang sama dengan kita, darimana dia dapat suplai
obat ), kebetulan saya pesan obat di apotik kabupaten sebelah.

6. Textbook...jauhkan textbook dari hadapanku! Bawa saja buku saku
yang penting...terutama obgyn! Yang lain, karena zaman sudah canggih,
cari ebook biar masuk tab saja ( itu pun saya malas baca ).

7. Multimedia kit...laptop, tab, mp3 player, console game portable,
hardisk berisi ratusan film, dvd, apapun itu yang penting alat
hiburan....kamera juga sesuatu yang saya rasa wajib anda bawa. Jangan
lupa anda bertugas di pelosok yang belum tentu ada listrik 24jam..jadi
bawalah powebank!!

8. Dokumen...bawa fotocopyan ijazah,str,dll...tak lupa cetak pas foto
2x3, 3x4, 4x6..pasti diperlukan

9. Makanan...bawa persediaan makanan...anada belum tahu situasi di
daerah anda bertugas..bawa lah persediaan makanan minimal untuk 1
hari, sampai anda tahu dimana bisa membeli makanan ( pertama datang,
saya membawa ricecooker kecil, beras 3 liter, dan abon...itu teramat
sangat membantu sekali).

10. Pernak pernik....gunting kuku, paku, cukuran kumis, alat mandi,
peniti, pulpen, voucher pulsa. (anda tidak tahu apa yang anda butuhkan
di awal2 petualangan anda )


Mungkin hanya itu saja yang saya ingat...maklum setengah
dewa..setengah sableng..setengah waras.
Selamat bertugas dan berpetualang..terapkan ilmu kalian..terapkan
kenekatan kalian..mari membasmi kejahatan!!

by. dr. Axx

Selasa, 04 September 2012

OAT

Streptomycin (Streptomisin)


Sediaan:
Vial 5 gram

Cara Kerja Obat:
Streptomycin adalah obat yang termasuk kelompok aminoglycoside. Streptomycin ini bekerja dengan cara mematikan bakteri sensitif, dengan menghentikan pemroduksian protein esensial yang dibutuhkan bakteri untuk bertahan hidup.

Indikasi:
Untuk mengobati tuberculosis (TB) dan infeksi yang disebabkan oleh bakteri tertentu.

Kontraindikasi :
Hipersensitif terhadap aminoglikosida lain.

Dosis:
-     Tuberkulosa : 750 mg sehari 3 kali/minggu atau 1,5 gram 2 kali/minggu.
-     Infeksi akut : 1-2 gram/hari.

Peringatan dan Perhatian :
-     Kerusakan ginjal dan hati.
-     Usia lanjut, gizi per oral maupun parenteral jelek.
-     Hamil dan menyusui.

Efek Samping :
-     Efek ototoxic (bisa menyebabkan ototoxicity yang tidak dapat diubah, berupa kehilangan pendengaran, kepeningan, vertigo);
-     Efek renal (nephrotoxicity yang dapat diubah, gagal ginjal akut dilaporkan terjadi biasanya ketika obat nephrotoxic lainnya juga diberikan);
-     Efek neuromuskular (penghambatan neuromuskular yang menghasilkan depresi berturut-turut dan paralisis muskuler); reaksi hipersensitivitas.

Pyrazinamide (Pirazinamid)


Sediaan:
Tablet 500 mg

Cara Kerja Obat:
Pyrazinamide (Pirazinamid) merupakan obat antituberkulosis yang digunakan sebagai terapi kombinasi dengan antituberkulosis (TBC) lainnya. Pirazinamid aktif terhadap suasana asam terhadap mikobakterium. Pirazinamid bersifat bakterisid terutama pada basil tuberkulosis intraselular.

Indikasi:
Tuberkulosis, dalam kombinasi dengan obat lain

Kontraindikasi :
-     Hipersensitif atau alergi terhadap Pirazinamid
-     Gangguan fungsi hati atau gangguan fungsi ginjal
-     Hiperurisemia dan atau gout / asam urat
-     Hipoglikemia (kadar gula darah rendah)
-     Penderita diabetes
-     Wanita hamil

Dosis:
Oral : pengobatan tuberkolosis
Catatan : Digunakan sebagai bagian dari multidrug regimen. Regimen pengobatan meliputi fase pengobatan awal 2 bulan, diikuti dengan fase lanjutan 4 hingga 7 bulan; frekuensi dan dosis berbeda tergantung dari fase terapi
1.  Anak-anak :
-     Terapi harian 15 – 30 mg/kg/hari (maksimum : 2 g/hari)
-     Dua kali seminggu DOT (directly observed therapy) : 50 mg/kg/dosis (maksimal 4 g/dosis)
2.  Dewasa :
-     Terapi  harian 15 – 30 mg/kg/hari
40 – 55 kg  : 1000 mg
56 – 75 kg  : 1500 mg
76 – 90 kg  : 2000 mg
-     Dua kali seminggu DOT (directly observed therapy): 50 mg/kg
40 – 55 kg  : 2000 mg
56 – 75 kg  : 3000 mg
76 – 90 kg  : 4000 mg
-     Tiga kali seminggu DOT (directly observed therapy): 25 – 30 mg/kg (maks. 2,5 g)
40 – 55 kg  : 1500 mg
56 – 75 kg  : 2500 mg
76 – 90 kg  : 3000 mg
-     Pasien usia lanjut : mulai dari dosis harian yang lebih rendah (15 mg/kg) dan ditingkatkan sampai dosis yang masih dapat ditoleransi

Peringatan dan Perhatian :
Kehamilan, kerusakan hati (monitor fungsi hati) ; diabetes ; gout (dihindari pada serangan akut). Penggunaan obat pada pasien dengan penyakit hati : pasien atau keluarganya harus diberitahu tanda-tanda gangguan fungsi hati , dan menyarankan untuk tidak meneruskan pengobatan dan segera  memeriksakan diri jika timbul gejala seperti: mual, muntah, malaise dan jaundice.

Efek Samping :
Hepatotoksisitas, gout, anemia skleroblastik, intoleransi saluran pencernaan, ulkus peptikum yang bertambah parah, disuria, perasaan tidak enak badan yang tidak jelas, demam, urtikaria

Rifampicin

 

Sediaan:
Kapsul 150 mg
Kapsul 300 mg
Kapsul 450 mg
Kaplet 600 mg

Cara Kerja Obat:
Rifampisina adalah antibiotika oral yang mempunyai aktivitas bakterisida terhadap Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium leprae. Mekanisme kerja rifampisina dengan jalan menghambat kerja enzim DNA-dependent RNA polymerase yang mengakibatkan sintesa RNA mikroorganisme dihambat. Untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah resistensi kuman selama pengobatan, rifampisina sebaiknya dikombinasikan dengan antituberkulosis lain seperti INH atau Etambutol. Dengan antibiotika lain rifampisina tidak menunjukkan resistensi silang.

Indikasi:
Tuberkulosa, lepra

Kontraindikasi :
-     Hipersensitifitas terhadap Rifampisin
-     Penderita yang pernah diketahui menderita hepatitis akibat Rifampisin
-     Wanita hamil

Dosis:
-     Tuberkulosa : sebagai dosis tunggal.
Dewasa : 8-12 mg/kg berat badan atau 600 mg/hari.
Anak-anak : 10-20 mg/kg berat badan/hari.
Maksimal : 600 mg/hari.
Harus diberikan dalam kombinasi dengan obat-obat anti tuberkulosa lainnya.
-     Lepra : 450-600 mg sekali sehari dalam kombinasi dengan antilepra lain.

Peringatan dan Perhatian :
-     Pemberian Rifampisin kepada penderita-penderita dengan gangguan pada hati harus dilakukan dengan hati-hati.
-     Dianjurkan supaya sebelum dan selama pengobatan dilakukan tes terhadap fungsi hati.
-     Sebagai obat yang dapat melalui plasenta, Rifampisin tidak dianjurkan untuk dipakai wanita hamil.
-     Rifampisin atau metabolitnya dapat mewarnai air seni, tinja, air liur, dahak, keringat, dan air mata menjadi merah jingga.

Efek Samping :
-     Efek pada lambung-usus, fungsi hati abnormal, sakit kuning, reaksi demam dengan gejala-gejala seperti flu.
-     Perubahan pada fungsi ginjal dan gagal ginjal (akibat hipersensitifitas).
-     Reaksi kulit, eosinofilia, leukopenia, trombositopenia, purpura, hemolisis, syok.
-     Urin, dahak, air mata berwarna kemerah-merahan, pengotoran lensa kontak.

Isoniazid (INH)

 

Sediaan:
Tablet 300 mg

Cara Kerja Obat:
Isoniazid atau isonikotinil hidrazid yang disingkat dengan INH. Isoniazid secara in vitro bersifat tuberkulostatik (menahan perkembangan bakteri) dan tuberkulosid (membunuh bakteri). Mekanisme kerja isoniazid memiliki efek pada lemak, biosintesis asam nukleat,dan glikolisis. Efek utamanya ialah menghambat biosintesis asam mikolat (mycolic acid) yang merupakan unsur penting dinding sel mikobakterium. Isoniazid menghilangkan sifat tahan asam dan menurunkan jumlah lemak yang terekstrasi oleh metanol dari mikobakterium. Isoniazid atau INH bekerja dengan menghambat sintesa asam mikolinat yang merupakan unsur penting pembentukan dindis sel mikobakterium tuberkulosis. Isoniazid aktif terhadap bakteri M. tuberculosis, M. bovis, dan beberapa strain M. kansasii.

Indikasi:
-     Pengobatan dan pencegahan tuberkulosis, dalam bentuk pengobatan tunggal maupun kombinasi dengan obat tuberkulosis lainnya.
-     Pengobatan infeksi mikobakterium non-tuberkulosis.

Kontraindikasi :
-     Penderita penyakit hati akut.
-     Penderita dengan riwayat kerusakan sel hati disebabkan terapi isoniazid.
-     Penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap isoniazid.

Dosis:
Oral (bentuk injeksi dapat digunakan untuk pasien yang tidak dapat menggunakan sedían oral maupun karena masalah absorbsi)
1.  Bayi dan anak-anak :
-     Pengobatan pada LTBI (latent TB infection) : 10 – 20 mg/kg/hari dalam 1 – 2 dosis terbagi (maksimal 300 mg/hari) atau 20 – 40 mg/kg (maksimal 900 mg/ dosis) dua kali seminggu selama 9 bulan
-     Pengobatan infeksi TB aktif :
Terapi  harian 10 – 15 mg/kg/hari dalam 1 – 2 dosis terbagi (maksimal 300 mg/hari)
Dua kali seminggu DOT (directly observed therapy) : 20 – 30 mg/kg (maksimal 900 mg)
2.  Dewasa :
Pengobatan pada LTBI (latent TB infection) : 300 mg/hari atau 900 mg dua kali seminggu selama 6-9 bulan pada pasien yang tidak menderita HIV (terapi 9 bulan optimal, terapi 6 bulan berkaitan dengan penurunan biaya terapi) dan 9 bulan pada pasien yang Pengobatan infeksi TB aktif : Terapi harian 5 mg/kg/hari diberikan setiap hari (dosis lazim : 300 mg/hari); 10 mg/kg/hari dalam 1 – 2 dosis terbagi  pada pasien dengan  penyakit yang telah menyebar. Dua kali seminggu DOT (directly observed therapy) : 5 mg/kg (maksimal 900 mg); terapi 3 kali/minggu : 15 mg/kg (maksimal 900 mg)

Peringatan dan Perhatian :
-     Hati-hati penggunaan Isoniazid pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan hati. Pada penderita gangguan fungsi ginjal dosis isoniazid perlu diturunkan.
-     Hati-hati penggunaan isoniazid pada penderita dengan riwayat psikosis, penderita dengan risiko neuropati (seperti diabetes melitus), alkoholisme, malnutrisi, dan penderita HIV.
-     Perlu dilakukan pemeriksaan fungsi hati sebelum memulai terapi dan selama terapi perlu dilakukan monitor fungsi hati secara berkala.
-     Hati-hati penggunaan isoniazid pada ibu hamil dan ibu menyusui. Isoniazid diberikan bila manfaat pengobatan lebih besar dari pada risiko bagi ibu dan bayi.

Efek Samping :
Efek samping yang dapat terjadi diantaranya neuritis perifer, neuritis optik, reaksi psikosis, kejang, mual, muntah, kelelahan, gangguan pada lambung, gangguan penglihatan, demam, kemerahan kulit, dan defisiensi vitamin B (pyridoxine). Efek samping yang berpotensi fatal adalah hepatotoksisitas (gangguan dan kerusakan sel hati).
REFRENSI
- Data Obat Indonesia (DOI), Penerbit PT. Muliapurna Jayaterbit, 2008
- Data Obat Esensial Nasional (DOEN), Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008
- Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006
- Brosur dan kemasan (label) obat
- Berbagai sumber dari internet

 


 

 

Scabicid Cream

 
Komposisi:
Tiap gram mengandung:
Gameksan (gama benzene heksaklorida)             10 mg
Asam usnat                                                        10 mg
dalam krim yang mudah dicuci
Scabies (Skabies = Kurap):
Scabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabies. Parasit ini berkembang subur di tempat-tempat dimana soal kebersihan diabaikan. Setelah pembuahan terjadi di permukaan kulit, parasit yang betina membuat terusan-terusan yang berliku-liku yang berakhir dengan sebuah lobang dalam lapisan kornea kulit. Di lobang ini telur-telurnya diletakkan, setelah menetas larva-larva dapat keluar dari lobang tersebut. Supaya efektif, obat anti-scabies harus mampu membunuh parasit-parasit dan telur-telurnya. Apabila telurnya tidak dapat diberantas, pemakaian obat harus diulangi setelah telur-telur menetas. Siklus hidup dari telur sampai parasit adalah 8 sampai 15 hari.
Khasiat Scabicid:
Scabicid terutama ditujukan untuk mengobati scabies.
Gameksan adalah suatu skabisida, dan disamping itu juga pedikulosida. Meskipun toksitasnya tidak boleh dianggap ringan, zat ini dapat digunakan dengan aman sebagai obat luar dalam konsentrasi sampai 1% apabila tidak terlalu sering diulang.
Gameksan adalah suatu insektisida dan sekaligus larvasida, tetapi telur-telur parasit tidak langsung terpengaruh oleh zat ini. Maka sekali-kali diperlukan juga penggunaan untuk ke-2 atau ke-3 kalinya.
Asam usnat dalam Scabicid adalah untuk memberantas infeksi sekunder, yang umumnya menyertai scabies. Infeksi sekunder biasanya disebabkan oleh bakteri gram positif, seperti Streptokokus dan Stafilokokus. Terhadap bakteri-bakteri tersebut Asam usnat adalah sangat efektif.
Perhatian:
Gameksan sedikit banyak merangsang selaput lender, maka Scabicid tidak boleh terkena mata atau selaput lender lain.
Cara Pakai:
Scabicid langsung digunakan pada tempat yang terkena scabies dan daerah sekitarnya untuk menjamin pengobatan yang sempurna. Untuk pemakaian di kepala khususnya wanita, dianjurkan untuk memperpendek rambut sebelum pengobatan.
Setelah diobati, tidak mandi, atau mencuci bagian-bagian yang ada obatnya, selama sedikitnya 24 jam setelah pengobatan itu.
Apabila pengobatan tidak sempurna, dapat diulangi setelah kurang lebih satu minggu. Obat ini tidak boleh digunakan lebih dari 3 kali berturut-turut, karena penggunaan terlalu sering di tempat yang sama dapat merangsang kulit.