Jumat, 08 Oktober 2010

Selulitis Orbita


            Selulitis orbita merupakan peradangan supuratif jaringan ikat jarang intraorbita di belakang septum orbita.

Etiologi
            Selulitis orbita sering disebabkan sinusitis terutama sinusitis etmoid yang merupakan penyebab utama eksoftalmos pada bayi. Kuman penyebabnya biasanya adalah pneumokok, streptokok, atau stafilokok (Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia).

Patofisiologi
            Masuknya kuman kedalam rongga mata dapat langsung melalui sinus paranasal, terutama paling sering yaitu sinus etmoidal karena paling dekat dengan orbita, penyebaran melalui pembuluh darah atau bakteremia atau bersama trauma yang kotor.
            Selulitis orbita pada bayi sering disebabkan oleh sinusitis etmoid yang merupakan penyebab eksoftalmos pada bayi. Selulitis orbita terutama mengenai anak antara 2-10 tahun.

Gejala
-          Demam
-          Kelopak mata sangat edema dan kemotik
-          Mata merah
-          Mata sakit bila digerakan
-          Penglihatan berkurang
-          Eksoftalmos

Pengobatan
-          Simptomatik
-          Antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri
-          Kompres air hangat


Daftar Pustaka

Ilyas, S: Ilmu Penyakit Mata, ed. ketiga. Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010: 271-273

Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia: Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan       Mahasiswa Kedokteran. Jakarta, Sagung Seto, 2002.

Vaughan, Daniel G et all: Oftalmologi Umum ed. 14. Jakarta: Widya Medika, 2000.

http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php

Keratitis Virus


Keratitis Herpes Simpleks
Keratitis yang disebabkan oleh herpes simpleks yang di bagi 2:
  1. Epitelial à dendritik, kerusakan terjadi akibat pembiakan virus di dalam sel epitel yang dapat mengakibatkan kerusakan sel epitel dan membentuk tukak kornea superfisial
  2. Stromal à diskiformis, reaksi antigen-antibodi yang menarik leukosit dan sel radang lain ke dalam stroma. Sel radang ini akan mengeluarkan bahan proteolitik untuk merusak antigen tetapi juga merusak jaringan stroma di sekitarnya.

Gambaran Klinis
            Kelopak mata sedikit membengkak, mata merah, berair, unilateral. Dan terdapat gambaran yang khas pada kornea adalah bentuk dendrit.  

Pengobatan
-          IDU : terdapat dlm larutan 1% diberikan setiap jam, salep 0,5% diberikan setiap 4 jam, tidak boleh di berikan > 2 minggu, toksik terhadap epitel normal.
-          Vibrabin salep, Trifluorotimidin 1% setiap 4 jam.
-          Acyclovir salep 3% diberikan setiap 4 jam, efek samping kurang


Keratitis Herpes Zoster
-          Infeksi pada Ganglion Gaseri N.Trigeminus yang disebabkan oleh virus herpes zoster
-          Ganglion cabang oftalmik à gejala-gejala herpes zoster pada mata
Gejala klinis  
      Mata sakit pada daerah yg terkena, badan hangat, visus menurun, merah, infiltrat pada kornea. Kelopak vesikel sesuai dengan dermatom yg dipersarafi N.Trigeminus, tidak melewati garis median.

Pengobatan
simptomatik, asiklovir.

Daftar Pustaka

Ilyas, S. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010.

Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : Sagung Seto, 2002

Vaughan, Daniel G et all, Oftalmologi Umum.Edisi 14, Jakarta: Widya Medika,2000.

Senin, 04 Oktober 2010

internship

internship selama 1th setelah UKDI, cuma d'gaji 1 jutaan aja.. 

 

apa kata dunia??? (naga bonar pun marah mendengarnya)

apakah Ibnu Sina menghendakinya??

apakah hippocrates menyetujuinya?? 

 

lihat negara indonesia yang luas ini dipelosok-pelosok masih membutuhkan tenaga kesehatan terutama dokter, apakah harus memperlambat kelulusan para dokter-dokter muda?? apakah harus menunggu dokter-dokter muda yang tangguh diseluruh indonesia ini 1 tahun untuk internship???

 

apakah pasien harus menunggu dokter-dokter muda seluruh indonesia yang siap menerjang ombak laut, menempuh perjalanan jauh untuk kedaerah di indonesia yang luas ini 1 tahun untuk internship???????  


Jumat, 01 Oktober 2010

Trauma Kimia Mata

TRAUMA KIMIA MATA

Secara umum teruma kimia yang dapat memberika kerusakan pada mata dikenal dalam bentuk
-          1. Trauma alkali
-           2.    Trauma asam

Trauma Alkali
            Bahan alkali atau basa akan mengakibatkan pecah atau rusaknya sel jaringan. Pada pH yang rendah alkali akan mengakibatkan persabunan disertai dengan disosiasi asam lemak membrane sel. Akibat persabunan membrane sel akan mempermudah penetrasi lebih lanjut dari pada alkali. Mukopolisakarida jaringan oleh basa akan menghilang dan terjadi penggumpalan sel kornea atau keratosit. Serat kolagen kornea akan menjadi bengkak dan stroma kornea akan mati. Akibat edem kornea akan terdapat serbukan sel polimofonuklear ke dalam stroma kornea. Serbukan sel ini cenderung disertai dengan masuknya pembuluh darah baru atau neovaskularisasi. Akibat membrane sel basal epitel kornea rusak akan memudahkan sel epitel diatasnya lepas. Sel epitel yang baru terbentuk akan berhubungan langsung dengan stroma di bawahnya. Sel epitel baru ini melekat dengan stroma di bawahnya melalui plasminogen activator. Bersamaan dengan dilepaskan plasminogen activator, dilepas juga kolagenase yang akan merusak kolagen kornea, sehingga terjadi tukak pada kornea. Akibatnya akan terjadi gangguan penyembuhan epitel yang berkelanjutan dengan tukak kornea dan dapat terjadi perforasi kornea. Kolagenase ini mulai dibentuk 9 jam sesudah trauma dan puncaknya terdapat pada hari ke 14 – 21. Biasanya tukak pada kornea terbentuk 2 minggu setelah trauma kimia. Pembentukan tukak berhenti hanya bila telah terjadi epiteliasasi lengkap atau vaskularisasi telah menutup seluruh dataran depan kornea. Bila alkali sudah masuk ke dalam COA maka akan terjadi gangguan fungsi badan siliar. Cairan mata susunannya akan berubah, yaitu terdapat kadar glukosa dan askorbat yang berkurang. Kedua unsur ini memegang peranan penting pada pembentuka jaringan kolagen kornea. Bila menembus bola mata dan merusak retina bias terjadi kebutaan.  
               
            Klasifikasi Thoft
Derajat 1: hiperemi konjungtiva disertai keratitis pungtata.
Derajat 2: hiperemi konjungtiva disertai hilangnya epitel kornea.
Derajat 3: hiperemi disertai dengan nekrosis konjungtiva dan lepasnya epitel kornea.
Derajat 4: konjungtiva perilimbal nekrosis sebanyak 50%.

Bahan alkali yang memberikan trauma:
1. Amonia
Ammonia merupakan gas yang tidak berwarna dipakai sebagai bahan pendingin lemari es, larutan 7% ammonia dipakai sebagai bahan pembersih. Mudah merusak jaringan bagian dalam mata seperti iris dan lensa. Ammonia merusak stroma lebih sedikit disbanding dengan NaOH dan CaOH. pH cairan mata naik beberapa detik setelah trauma.
2. NaOH
Dikenal dengan kaustik soda, dipakai sebagai pembersih pipa. pH cairan mata naik beberapa menit sesudah trauma.
3. Ca(OH)2
Daya tembus pada mata kurang, hal ini akibat terbentuknya sabun kalsium pada epitel kornea. pH cairan mata menjadi normal kembali sesudah 30 – 3 jam pasca trauma.

Pengobatan Trauma Alkali
-         - Segera dilakukan irigasi dengan air selama 30 menit sebanyak 2000 ml; bila dilakukan irigasi lebih lama akan lebih baik.
-         - Bila penyebabnya CaOH, dapat di beri EDTA karena EDTA 0.05 dapat bereaksi dengan CaOH yang melekat pada jaringan.
-          - Diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi oleh kuman oportunis.
-          - Perban mata pasien

Trauma Asam
Bila bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi koagulasi protein epitel kornea yang mengakibatkan kekeruhan pada kornea, sehingga bila konsentrasi tidak tinggi maka tidak akan bersifat destruktif seperti trauma alkali biasanya kerusakan hanya pada bagian superfisial saja. Koagulasi protein ini terbatas pada daerah kontak bahan asam dengan jaringan. Koagulasi protein ini dapat mengenai jaringan yang lebih dalam.

Pengobatan Trauma Asam
-          - Irigasi segera dengan cairan garan fisiologik atau air
-           (Biasanya trauma akibat asam akan normal kembali, sehingga tajam penglihatan tidak terganggu (pada  konsentrasi yang tidak tinggi).

Diskusi:
  1. Apakah semua pasien dengan trauma kimia pada mata harus dilakukan irigasi? Jika kedaan kornea sudah parah apakah tindakan irigasi sia-sia?
Semua pasien dengan trauma kimia pada mata dalam bentuk padat, cair maupun gas, harus dilakukan penanganan dengan segera, karena kasus trauma kimia ini merupakan jenis kegawat daruratan. Irigasi mata pasien dengan cairan fisiologis atau dengan air ± 2000 cc. kemudia mata di perban, dan rujuk pada dokter mata terdekat. Lakukan tindakan yang bias dilakukan sebagai dokter umum.
Semua tindakan tidak sia-siajika tujuannya untuk menolong pasien. Irigasi perlu dilakukan dengan segera terutama pada trauma kimia alkali/basa karena jika tidak dilakukan irigasi bahan kimia baik asam atau basa akan terus menembus kornea dan bias sampai kedalam.
  1. Apakah pemberian siklopegi perlu pada pasien trauma kimia?
Pemberian siklopegi perlu pada pasien trauma kimia, misal midriatil. Gunanya untuk merelaksasikan dari spinter pada iris, dengan relaksasi spinter maka akan mengistirahatkan mata, untuk penyembuhannya. 


Daftar Pustaka

Ilyas, S : Ilmu Penyakit Mata, ed. ketiga. Jakarta, FKUI, 2010: 271-273

Ilyas, S : Kedaruratan dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta, FKUI, 2005: 29-36

Radjamin R.K.T, Akmam S.M, Marsetio M, et al. Penyakit Lensa. Ilmu Penyakit   Mata Untuk     Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran. Perhimpunan Dokter Ahli mata Indonesia. Airlangga University Press. Surabaya ; 1999 :

http://id.wikipedia.org