Dan sekarang mantan koas setengah dewa sudah beberapa bulan lulus dan
sudah bermetamorfosis menjadi dokter setengah dewa...
Bahkan salah satu diantaranya di panggil poseidon sang dewa lautan
untuk mengabdi di pulau kecil yang dikelilingi lautan nan indah dalam
rangka ptt...
Mari kita lihat dan bahas apa saja yang harus di bawa saat hendak ptt
(menurut pengalaman pribadi)..
1. Bawa diri kita sendiri,restu orang tua,kenekatan, dan tentu saja
hokki kita...jangan tinggalkan keberanian di kampung halaman..sedikit
menjadi nekad akan memberikan pengalaman yang lain...tapi ingat restu
orang tua adalah pelindung dan penolong terhebat...bahkan dewa pun
tidak bisa menyangkal restu orang tua....
2. Tas...saya menyarankan membawa tas carier...ingat anda bukan sedang
berpelancong, bukan sedang berwisata, anda sedang mengemban tugas
untuk dikirim ke pelosok...bayangkan jika jalan tanah becek, berbatu2,
atau mendaki, dan anda harus menenteng nenteng koper...
3. Pakaian...bawa pakaian secukupnya...kemeja, kaos, switer, celana
bahan, celana pendek, jeans,dan tak lupa ( salah satu penemuan
terpenting dalam peradaban manusia ) kancut...tidak usah terlalu
banyak karena masih banyak benda lain yang harus dibawa.
4. Medical kit...kita seorang dokter..maka senjata utama kita harus
selalu dibawa..yupz stetoskop...memang di puskesmas yang nantinya kita
tempati pasti ada stetoskop..tapi..jangan harap kualitasnya bagus (
itupun sukur sukur kalo ada)..peralatan lain yang saya rekomendasikan:
tensi jarum ( biar tdk makan tempat ), gds checker, dan beberapa minor
set ( saya membawa 2 set alat sirkum ditambah 4 buah klem bengkok dan
itu saya rasakan sangat kurang..ingat anda di tempat terpencil, jika
ada khitanan masal, bersiaplah menjadi korban kebrutalan pemerintah
desa, kecamatan, dan puskesmas untuk memotong penis pria kecil tidak
berdosa, dan ditempat saya tidak ada listrik dan alat pun disteril
dengan cara dibakar, kalo bawa cuma 2 pasang, percayalah alat yang
kita pakai setelah kita bakar, masih sangat panas ).
Jika anda terbiasa dan memiliki alat cauter, itu pun bisa di
pertimbangkan untuk di bawa/minimal dikirim jika nanti sudah berada di
kecamatan tempat bertugas.
5. Obat..terutama obat pribadi....di tempat saya bertugas..saat
sariawan saya mencari albo***l..tapi tidak ada..sampai akhirnya saya
pulang dan membeli 2 botol. Di tempat kita bertugas kita diperbolehkan
untuk praktek pagi-sore..jadi pikirkan bagaimana kita dapat suplai
obat2an nantinya, entah itu pesan dari apotik langganan di kampung
halaman, ataupun pesan di tempat bertugas ( tanya pada dokter ptt yg
bertugas di kabuoaten yang sama dengan kita, darimana dia dapat suplai
obat ), kebetulan saya pesan obat di apotik kabupaten sebelah.
6. Textbook...jauhkan textbook dari hadapanku! Bawa saja buku saku
yang penting...terutama obgyn! Yang lain, karena zaman sudah canggih,
cari ebook biar masuk tab saja ( itu pun saya malas baca ).
7. Multimedia kit...laptop, tab, mp3 player, console game portable,
hardisk berisi ratusan film, dvd, apapun itu yang penting alat
hiburan....kamera juga sesuatu yang saya rasa wajib anda bawa. Jangan
lupa anda bertugas di pelosok yang belum tentu ada listrik 24jam..jadi
bawalah powebank!!
8. Dokumen...bawa fotocopyan ijazah,str,dll...tak lupa cetak pas foto
2x3, 3x4, 4x6..pasti diperlukan
9. Makanan...bawa persediaan makanan...anada belum tahu situasi di
daerah anda bertugas..bawa lah persediaan makanan minimal untuk 1
hari, sampai anda tahu dimana bisa membeli makanan ( pertama datang,
saya membawa ricecooker kecil, beras 3 liter, dan abon...itu teramat
sangat membantu sekali).
10. Pernak pernik....gunting kuku, paku, cukuran kumis, alat mandi,
peniti, pulpen, voucher pulsa. (anda tidak tahu apa yang anda butuhkan
di awal2 petualangan anda )
Mungkin hanya itu saja yang saya ingat...maklum setengah
dewa..setengah sableng..setengah waras.
Selamat bertugas dan berpetualang..terapkan ilmu kalian..terapkan
kenekatan kalian..mari membasmi kejahatan!!
by. dr. Axx
Senin, 10 September 2012
Selasa, 04 September 2012
OAT
Streptomycin (Streptomisin)
Sediaan:
Vial 5 gram
Cara Kerja Obat:
Streptomycin
adalah obat yang termasuk kelompok aminoglycoside. Streptomycin ini
bekerja dengan cara mematikan bakteri sensitif, dengan menghentikan
pemroduksian protein esensial yang dibutuhkan bakteri untuk bertahan
hidup.
Indikasi:
Untuk mengobati tuberculosis (TB) dan infeksi yang disebabkan oleh bakteri tertentu.
Kontraindikasi :
Hipersensitif terhadap aminoglikosida lain.
Dosis:
- Tuberkulosa : 750 mg sehari 3 kali/minggu atau 1,5 gram 2 kali/minggu.
- Infeksi akut : 1-2 gram/hari.
Peringatan dan Perhatian :
- Kerusakan ginjal dan hati.
- Usia lanjut, gizi per oral maupun parenteral jelek.
- Hamil dan menyusui.
Efek Samping :
- Efek ototoxic (bisa menyebabkan ototoxicity yang tidak dapat diubah, berupa kehilangan pendengaran, kepeningan, vertigo);
- Efek
renal (nephrotoxicity yang dapat diubah, gagal ginjal akut dilaporkan
terjadi biasanya ketika obat nephrotoxic lainnya juga diberikan);
- Efek
neuromuskular (penghambatan neuromuskular yang menghasilkan depresi
berturut-turut dan paralisis muskuler); reaksi hipersensitivitas.Pyrazinamide (Pirazinamid)
Tablet 500 mg
Cara Kerja Obat:
Pyrazinamide
(Pirazinamid) merupakan obat antituberkulosis yang digunakan sebagai
terapi kombinasi dengan antituberkulosis (TBC) lainnya. Pirazinamid
aktif terhadap suasana asam terhadap mikobakterium. Pirazinamid bersifat
bakterisid terutama pada basil tuberkulosis intraselular.
Indikasi:
Tuberkulosis, dalam kombinasi dengan obat lain
Kontraindikasi :
- Hipersensitif atau alergi terhadap Pirazinamid
- Gangguan fungsi hati atau gangguan fungsi ginjal
- Hiperurisemia dan atau gout / asam urat
- Hipoglikemia (kadar gula darah rendah)
- Penderita diabetes
- Wanita hamil
Dosis:
Oral : pengobatan tuberkolosis
Catatan
: Digunakan sebagai bagian dari multidrug regimen. Regimen pengobatan
meliputi fase pengobatan awal 2 bulan, diikuti dengan fase lanjutan 4
hingga 7 bulan; frekuensi dan dosis berbeda tergantung dari fase terapi
1. Anak-anak :
- Terapi harian 15 – 30 mg/kg/hari (maksimum : 2 g/hari)
- Dua kali seminggu DOT (directly observed therapy) : 50 mg/kg/dosis (maksimal 4 g/dosis)
2. Dewasa :
- Terapi harian 15 – 30 mg/kg/hari
40 – 55 kg : 1000 mg
56 – 75 kg : 1500 mg
76 – 90 kg : 2000 mg
- Dua kali seminggu DOT (directly observed therapy): 50 mg/kg
40 – 55 kg : 2000 mg
56 – 75 kg : 3000 mg
76 – 90 kg : 4000 mg
- Tiga kali seminggu DOT (directly observed therapy): 25 – 30 mg/kg (maks. 2,5 g)
40 – 55 kg : 1500 mg
56 – 75 kg : 2500 mg
76 – 90 kg : 3000 mg
- Pasien
usia lanjut : mulai dari dosis harian yang lebih rendah (15 mg/kg) dan
ditingkatkan sampai dosis yang masih dapat ditoleransi
Peringatan dan Perhatian :
Kehamilan,
kerusakan hati (monitor fungsi hati) ; diabetes ; gout (dihindari pada
serangan akut). Penggunaan obat pada pasien dengan penyakit hati :
pasien atau keluarganya harus diberitahu tanda-tanda gangguan fungsi
hati , dan menyarankan untuk tidak meneruskan pengobatan dan segera memeriksakan diri jika timbul gejala seperti: mual, muntah, malaise dan jaundice.
Efek Samping :
Hepatotoksisitas,
gout, anemia skleroblastik, intoleransi saluran pencernaan, ulkus
peptikum yang bertambah parah, disuria, perasaan tidak enak badan yang
tidak jelas, demam, urtikaria
Rifampicin
Sediaan:
Kapsul 150 mg
Kapsul 300 mg
Kapsul 450 mg
Kaplet 600 mg
Cara Kerja Obat:
Rifampisina
adalah antibiotika oral yang mempunyai aktivitas bakterisida terhadap
Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium leprae. Mekanisme kerja
rifampisina dengan jalan menghambat kerja enzim DNA-dependent RNA
polymerase yang mengakibatkan sintesa RNA mikroorganisme dihambat. Untuk
mempercepat penyembuhan dan mencegah resistensi kuman selama
pengobatan, rifampisina sebaiknya dikombinasikan dengan antituberkulosis
lain seperti INH atau Etambutol. Dengan antibiotika lain rifampisina
tidak menunjukkan resistensi silang.
Indikasi:
Tuberkulosa, lepra
Kontraindikasi :
- Hipersensitifitas terhadap Rifampisin
- Penderita yang pernah diketahui menderita hepatitis akibat Rifampisin
- Wanita hamil
Dosis:
- Tuberkulosa : sebagai dosis tunggal.
Dewasa : 8-12 mg/kg berat badan atau 600 mg/hari.
Anak-anak : 10-20 mg/kg berat badan/hari.
Maksimal : 600 mg/hari.
Harus diberikan dalam kombinasi dengan obat-obat anti tuberkulosa lainnya.
- Lepra : 450-600 mg sekali sehari dalam kombinasi dengan antilepra lain.
Peringatan dan Perhatian :
- Pemberian Rifampisin kepada penderita-penderita dengan gangguan pada hati harus dilakukan dengan hati-hati.
- Dianjurkan supaya sebelum dan selama pengobatan dilakukan tes terhadap fungsi hati.
- Sebagai obat yang dapat melalui plasenta, Rifampisin tidak dianjurkan untuk dipakai wanita hamil.
- Rifampisin atau metabolitnya dapat mewarnai air seni, tinja, air liur, dahak, keringat, dan air mata menjadi merah jingga.
Efek Samping :
- Efek pada lambung-usus, fungsi hati abnormal, sakit kuning, reaksi demam dengan gejala-gejala seperti flu.
- Perubahan pada fungsi ginjal dan gagal ginjal (akibat hipersensitifitas).
- Reaksi kulit, eosinofilia, leukopenia, trombositopenia, purpura, hemolisis, syok.
- Urin, dahak, air mata berwarna kemerah-merahan, pengotoran lensa kontak.Isoniazid (INH)
Sediaan:
Tablet 300 mg
Cara Kerja Obat:
Isoniazid
atau isonikotinil hidrazid yang disingkat dengan INH. Isoniazid secara
in vitro bersifat tuberkulostatik (menahan perkembangan bakteri) dan
tuberkulosid (membunuh bakteri). Mekanisme kerja isoniazid memiliki efek
pada lemak, biosintesis asam nukleat,dan glikolisis. Efek utamanya
ialah menghambat biosintesis asam mikolat (mycolic acid) yang merupakan
unsur penting dinding sel mikobakterium. Isoniazid menghilangkan sifat
tahan asam dan menurunkan jumlah lemak yang terekstrasi oleh metanol
dari mikobakterium. Isoniazid atau INH bekerja dengan menghambat sintesa
asam mikolinat yang merupakan unsur penting pembentukan dindis sel
mikobakterium tuberkulosis. Isoniazid aktif terhadap bakteri M.
tuberculosis, M. bovis, dan beberapa strain M. kansasii.
Indikasi:
- Pengobatan dan pencegahan tuberkulosis, dalam bentuk pengobatan tunggal maupun kombinasi dengan obat tuberkulosis lainnya.
- Pengobatan infeksi mikobakterium non-tuberkulosis.
Kontraindikasi :
- Penderita penyakit hati akut.
- Penderita dengan riwayat kerusakan sel hati disebabkan terapi isoniazid.
- Penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap isoniazid.
Dosis:
Oral (bentuk injeksi dapat digunakan untuk pasien yang tidak dapat menggunakan sedÃan oral maupun karena masalah absorbsi)
1. Bayi dan anak-anak :
- Pengobatan
pada LTBI (latent TB infection) : 10 – 20 mg/kg/hari dalam 1 – 2 dosis
terbagi (maksimal 300 mg/hari) atau 20 – 40 mg/kg (maksimal 900 mg/
dosis) dua kali seminggu selama 9 bulan
- Pengobatan infeksi TB aktif :
Terapi harian 10 – 15 mg/kg/hari dalam 1 – 2 dosis terbagi (maksimal 300 mg/hari)
Dua kali seminggu DOT (directly observed therapy) : 20 – 30 mg/kg (maksimal 900 mg)
2. Dewasa :
Pengobatan
pada LTBI (latent TB infection) : 300 mg/hari atau 900 mg dua kali
seminggu selama 6-9 bulan pada pasien yang tidak menderita HIV (terapi 9
bulan optimal, terapi 6 bulan berkaitan dengan penurunan biaya terapi)
dan 9 bulan pada pasien yang Pengobatan infeksi TB aktif : Terapi harian
5 mg/kg/hari diberikan setiap hari (dosis lazim : 300 mg/hari); 10
mg/kg/hari dalam 1 – 2 dosis terbagi pada pasien dengan penyakit
yang telah menyebar. Dua kali seminggu DOT (directly observed therapy) :
5 mg/kg (maksimal 900 mg); terapi 3 kali/minggu : 15 mg/kg (maksimal
900 mg)
Peringatan dan Perhatian :
- Hati-hati
penggunaan Isoniazid pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan
hati. Pada penderita gangguan fungsi ginjal dosis isoniazid perlu
diturunkan.
- Hati-hati
penggunaan isoniazid pada penderita dengan riwayat psikosis, penderita
dengan risiko neuropati (seperti diabetes melitus), alkoholisme,
malnutrisi, dan penderita HIV.
- Perlu
dilakukan pemeriksaan fungsi hati sebelum memulai terapi dan selama
terapi perlu dilakukan monitor fungsi hati secara berkala.
- Hati-hati
penggunaan isoniazid pada ibu hamil dan ibu menyusui. Isoniazid
diberikan bila manfaat pengobatan lebih besar dari pada risiko bagi ibu
dan bayi.
Efek Samping :
Efek
samping yang dapat terjadi diantaranya neuritis perifer, neuritis
optik, reaksi psikosis, kejang, mual, muntah, kelelahan, gangguan pada
lambung, gangguan penglihatan, demam, kemerahan kulit, dan defisiensi
vitamin B (pyridoxine). Efek samping yang berpotensi fatal adalah
hepatotoksisitas (gangguan dan kerusakan sel hati).
REFRENSI
- Data Obat Indonesia (DOI), Penerbit PT. Muliapurna Jayaterbit, 2008
- Data Obat Esensial Nasional (DOEN), Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008
- Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006
- Brosur dan kemasan (label) obat
- Berbagai sumber dari internet
Scabicid Cream
Komposisi:
Tiap gram mengandung:
Gameksan (gama benzene heksaklorida) 10 mg
Asam usnat 10
mg
dalam krim yang mudah dicuci
Scabies (Skabies = Kurap):
Scabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabies. Parasit ini berkembang subur di tempat-tempat
dimana soal kebersihan diabaikan. Setelah pembuahan terjadi di permukaan kulit,
parasit yang betina membuat terusan-terusan yang berliku-liku yang berakhir
dengan sebuah lobang dalam lapisan kornea kulit. Di lobang ini telur-telurnya
diletakkan, setelah menetas larva-larva dapat keluar dari lobang tersebut.
Supaya efektif, obat anti-scabies harus mampu membunuh parasit-parasit dan
telur-telurnya. Apabila telurnya tidak dapat diberantas, pemakaian obat harus
diulangi setelah telur-telur menetas. Siklus hidup dari telur sampai parasit
adalah 8 sampai 15 hari.
Khasiat Scabicid:
Scabicid terutama ditujukan untuk mengobati scabies.
Gameksan adalah suatu skabisida, dan disamping itu
juga pedikulosida. Meskipun toksitasnya tidak boleh dianggap ringan, zat ini dapat
digunakan dengan aman sebagai obat luar dalam konsentrasi sampai 1% apabila
tidak terlalu sering diulang.
Gameksan adalah suatu insektisida dan sekaligus
larvasida, tetapi telur-telur parasit tidak langsung terpengaruh oleh zat ini. Maka
sekali-kali diperlukan juga penggunaan untuk ke-2 atau ke-3 kalinya.
Asam usnat dalam Scabicid adalah untuk memberantas
infeksi sekunder, yang umumnya menyertai scabies. Infeksi sekunder biasanya
disebabkan oleh bakteri gram positif, seperti Streptokokus dan Stafilokokus.
Terhadap bakteri-bakteri tersebut Asam usnat adalah sangat efektif.
Perhatian:
Gameksan sedikit banyak merangsang selaput lender,
maka Scabicid tidak boleh terkena mata atau selaput lender lain.
Cara Pakai:
Scabicid langsung digunakan pada tempat yang terkena
scabies dan daerah sekitarnya untuk menjamin pengobatan yang sempurna. Untuk
pemakaian di kepala khususnya wanita, dianjurkan untuk memperpendek rambut
sebelum pengobatan.
Setelah diobati, tidak mandi, atau mencuci
bagian-bagian yang ada obatnya, selama sedikitnya 24 jam setelah pengobatan
itu.
Apabila pengobatan tidak sempurna, dapat diulangi
setelah kurang lebih satu minggu. Obat ini tidak boleh digunakan lebih dari 3
kali berturut-turut, karena penggunaan terlalu sering di tempat yang sama dapat
merangsang kulit.
Langganan:
Postingan (Atom)